Di Kabupaten Blitar saat ini produksi telur diperkirakan sekitar 600-700 ton per hari dan menyuplai 30% hingga 40% kebutuhan telur nasional. Dimana produksi ini berasal dari peternak kecil dan besar. Peternak dengan populasi di bawah 5000 ekor masuk sebagai kategori peternak kecil, sedangkan untuk populasi lebih dari 5000 sampai dengan ratusan ribu sudah masuk kategori peternak besar.
Ok... selanjutnya akan saya jelaskan bagaimana proses distribusi telur ini. Untuk kebutuhan telur di Blitar sendiri tidak sampai dengan 10% dari total produksi, sehingga sisa dari yang diserap pasar blitar ini terdistribusi ke luar kota maupun ke luar pulau.
Produksi telur dari para peternak kecil di blitar disetorkan ke para pengepul kecil atau Poultry Kecil, Dimana Poultry Shop yang selanjutnya saya sebut PS saja ini memberikan kemudahan bagi para peternak kecil dengan mengambil telurnya dan langsung menyediakan pakan untuk barter dengan telur tersebut.
Selanjutnya para PS kecil ini ada yang langsung kirim telur sendiri ke luar kota atau disetorkan ke Gudang Besar , Nah.... Untuk harga yang dipakai acuan adalah harga beli dari Gudang besar ini, karena Gudang ini bisa menerima setoran dari PS kecil dan Peternak besar tiap harinya sampai dengan puluhan Ton.
Gudang besar di Blitar yang mempunyai pasar luar kota dan luar pulau, kebanyakan untuk luar pulau adalah pengiriman ke Kalimantan, NTT, NTB dan Irian. Untuk Sumatra kebutuhan telur masih mampu disupplay dari medan dan peternak lokal di masing-masing daerah tersebut.
Jadi..... Jelas sudah khan? Apabila Daya serap pasar dari Gudang Besar tersebut menurun otomatis Harga telur juga turun. Gudang besar juga akan menurunkan harga belinya terhadap pengepul dan peternak di blitar.
Hingga saat ini masih banyak peternak maupun pedagang yang kurang memahami tentang naik atau turunya harga telur ini. Mereka mengira bahwa harga telur ini diatur oleh para spekulan atau tengkulak. Padahal harga telur ini mahal atau murahnya tergantung sepenuhnya dari daya serap pasarnya. Jika daya serap pasarnya tetap atau turun sedangkan populasinya bertambah terus otomatis terjadi over produksi dan hargapun pasti akan jatuh.
Kenapa harga dalam satu hari bisa berubah sampai beberapa kali? Jika para eksportir telur keluar kota dan luar pulau ini daya serap pasarnya lemah, otomatis akan menurunkan harga jualnya atau pedagangnya akan menurunkan harga tawarnya. Jika harga sudah diturunkan tapi tetep juga belum mau membeli karena memang kondisi pasarnya sepi maka harga tawaranpun pasti akan diturunkan lagi. Begitulah mengapa dalam satu hari harga dapat turun hingga beberapa kali.
Demikian juga sebaliknya, jika daya serap konsumen di luar kota dan luar pulau ini meningkat, otomatis permintaan telur ke blitar pun naik. Dengan naiknya permintaan yang diluar kebiasaan, maka para eksportir telur dari blitar ini akan menaikan harga jual telurnya. Jika mereka mau mengambil maka permintaan berikutnya pun akan dinaikan lagi, itulah sebabnya kenaikan harga pun dalam satu hari juga bisa berubah beberapa kali.
Oleh karena itu kita sebagai para pelaku di bisnis peternakan ini, baik sebagai pedagang maupun peternak, sangat penting mengetahui perkembangan informasi harga ini secepat mungkin. Jika kita mengetahui harga sudah cenderung turun maka kita bisa secepatnya mengeluarkan stok kita, dan jika kita sudah mengetahui harga naik, maka kita bisa sedikit menahan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Demikanlah sedikit tentang terbentuknya harga telur di indonesia, semoga tulisan saya ini dapat bermanfaat bagi para peternak di seluruh Indonesia.
Harga telur tetap berjalan mengikuti mekanisme alami yang susah sekali untuk di prediksi dan dikuasai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar