Sang pedagang pingin telur murah dan si peternak pingin telurnya mahal. Kalo dapat telur murah dan jualnya bisa mahal untung yang lumayan buat pedagang. Dan kalau peternak bisa jual mahal maka untung yang lumayan juga buat peternak. Yah, dua buah keinginan yang selalu bertentangan tetapi tetap saling bergandengan dan saling membutuhkan. Ibarat lidah dan gigi, walaupun sering kena gigit tapi lidah juga tetap pada tempatnya. Betul khan?????
Sebenarnya enak jadi pedagang apa peternak ya?, mari kita kaji lebih dalam lagi. Untuk menjadi pedagang dengan omset per hari 1 ton saja maka kita hanya perlu modal untuk 3 kali putaran sa sekitar 35 jutaan dengan kondisi harga seperti saat ini. Tapi dari yang sering saya ketahui , pedagang itu punya modal 1 putaran wis bagus.... umumnya banyak tempo nya hehehe... maaf lho pak pedagang...
Sedangkan untuk menjadi peternak dengan produksi per hari 1 ton maka kita perlukan modal sekitar 1 milyar dengan asumsi kita punya populasi produksi 20.000 ekor dengan per ekor ayam plus kandangnya membutuhkan biaya 50.000 rupiah. Sungguh besar sekali perbedaan modal yang harus disiapkan untuk menjadi peternak besar, padahal untuk pedagang yang punya omset sekitar 1 ton per hari saja sudah bisa dikategorikan pedagang besar.
Dengan modal yang cukup besar tersebut wajar saja jika peternak sangat perlu berhati-hati dalam menjual produksinya. Karena pada dasarnya peternak resiko kerugianya juga lebih besar. Bukan saja resiko dari buruknya harga telur tetapi juga dari resiko penyakit pada layernya.
Nah, sekarang kita kembali ke persoalan awal lagi, untung yang mana? Dari yang saya alami selama ini, menurut kami pedagang akan bisa sukses besar jika pedagang tersebut juga memiliki Ternak. Karena dengan memiliki ternak sendiri juga bisa dijadikan daya pengikat kepada pelanggan kita, selain itu jika kita memiliki ternak sendiri, kita akan banyak mendapatkan tambahan modal dari suplier pakan yang biasanya juga memberi tempo pembayaran yang cukup lama untuk kita. Maka dengan adanya tempo yang lama ini tentu saja sangat membantu perputaran untuk modal dagang kita.
Untuk tahap awal pedagang yang ingin punya ternak sendiri ngak usah langsung besar, sisihkan saja sebagian keuntunganya untuk mulai berternak. DOC nya utang, Pakanya pinjam dan telurnya nanti buat nyicil utangnya.... , Wah.... kalo untuk urusan utang tentu pak pedagang nggak usah di ajari lagi, pasti sudah pinter semua hehehehe...
Sekarang untuk peternak, apa juga harus jadi pedagang juga supaya bisa sukses? Sebaiknya peternak tetap saja fokus pada bidangnya, karena pada dasarnya bisnis atau dagang adalah sebuah naluri, jadi tidak semua orang bisa memiliki. Peternak untuk mencapai kesuksesan cuma dibutuhkan ketelatenan dan keuletan, hanya kalo bisa dibarengi dengan dagang maka kesuksesan itu akan lebih cepat di capai. Tetapi jangan dipaksakan.
Sebenarnya enak jadi pedagang apa peternak ya?, mari kita kaji lebih dalam lagi. Untuk menjadi pedagang dengan omset per hari 1 ton saja maka kita hanya perlu modal untuk 3 kali putaran sa sekitar 35 jutaan dengan kondisi harga seperti saat ini. Tapi dari yang sering saya ketahui , pedagang itu punya modal 1 putaran wis bagus.... umumnya banyak tempo nya hehehe... maaf lho pak pedagang...
Sedangkan untuk menjadi peternak dengan produksi per hari 1 ton maka kita perlukan modal sekitar 1 milyar dengan asumsi kita punya populasi produksi 20.000 ekor dengan per ekor ayam plus kandangnya membutuhkan biaya 50.000 rupiah. Sungguh besar sekali perbedaan modal yang harus disiapkan untuk menjadi peternak besar, padahal untuk pedagang yang punya omset sekitar 1 ton per hari saja sudah bisa dikategorikan pedagang besar.
Dengan modal yang cukup besar tersebut wajar saja jika peternak sangat perlu berhati-hati dalam menjual produksinya. Karena pada dasarnya peternak resiko kerugianya juga lebih besar. Bukan saja resiko dari buruknya harga telur tetapi juga dari resiko penyakit pada layernya.
Nah, sekarang kita kembali ke persoalan awal lagi, untung yang mana? Dari yang saya alami selama ini, menurut kami pedagang akan bisa sukses besar jika pedagang tersebut juga memiliki Ternak. Karena dengan memiliki ternak sendiri juga bisa dijadikan daya pengikat kepada pelanggan kita, selain itu jika kita memiliki ternak sendiri, kita akan banyak mendapatkan tambahan modal dari suplier pakan yang biasanya juga memberi tempo pembayaran yang cukup lama untuk kita. Maka dengan adanya tempo yang lama ini tentu saja sangat membantu perputaran untuk modal dagang kita.
Untuk tahap awal pedagang yang ingin punya ternak sendiri ngak usah langsung besar, sisihkan saja sebagian keuntunganya untuk mulai berternak. DOC nya utang, Pakanya pinjam dan telurnya nanti buat nyicil utangnya.... , Wah.... kalo untuk urusan utang tentu pak pedagang nggak usah di ajari lagi, pasti sudah pinter semua hehehehe...
Sekarang untuk peternak, apa juga harus jadi pedagang juga supaya bisa sukses? Sebaiknya peternak tetap saja fokus pada bidangnya, karena pada dasarnya bisnis atau dagang adalah sebuah naluri, jadi tidak semua orang bisa memiliki. Peternak untuk mencapai kesuksesan cuma dibutuhkan ketelatenan dan keuletan, hanya kalo bisa dibarengi dengan dagang maka kesuksesan itu akan lebih cepat di capai. Tetapi jangan dipaksakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar