Minggu, 21 Desember 2008

PELUANG BISNIS TELUR RAS

Telur ras, leghorn atau telur horn begitu istilah yang dipakai untuk menyebutkan salah komoditi bahan pokok ini. Yang namanya bahan pokok tentu sangat menjanjikan sekali jika di jadikan jenis usaha perdagangan. Karena yang namanya bahan pokok tentu omsetnya bisa diharapkan kontinyuitasnya.

Ada beberapa bahan pokok yang harganya sudah dipatok oleh pemerintah, misalnya gula, minyak atau beras. Untuk bahan pokok jenis ini, tentu saja kalau kita mau mendapatkan untung yang besar haruslah omsetnya yang kita kejar. Tidak mungkin kita bisa memperoleh keuntungan yang lumayan hanya mengambil dari split harga beli dan harga jualnya. Dimana harga beli dan jualnya tentu saja sudah sangat mum dan hampir bisa dikatakan sama.

Kembali ke telur horn ini, komoditi ini sudah menjadi bahan pokok namun harganya masih sangat tergantung dari fluktuasi alami pasar. Dimana permintaan naik pada bulan-bulan tertentu, maka harga pun naik, demikian juga disaat daya serap pasar turun, maka otomatis hargapun akan turun dengan sendirinya. Sebetulnya fluktuasi harga ini bukanlah peternak yang menentukan. Kadang memang banyak pedagang yang belum bisa memahami fluktuasi harga ini, padahal jika mereka jeli maka justru di fluktuasi inilah akan ada sebuah keuntungan yang sangat besar.

Bagaimana peluang usaha untuk jenis perdagangan telur horn ini?. Peluang besar bagi pedagang telur horn ini adalah jika di daerah tersebut belum ada peternak ayam ras atau kalaupun ada jumlahnya hanya sedikit sehingga sangat tidak mencukupi kebutuhan pasar untuk daerah tersebut. Dari mana kurangnya kebutuhan telur di daerah ini diperoleh? Tentu saja kebanyakan daerah ini pasokanya dari blitar. Seperti jakarta, bandung dan daerah luar pulau di wilayah indonesia timur. Mengapa daerah ini menjadi peluang yang besar dalam memperoleh keuntungan? Karena tidak ada atau kurangnya telur lokal tentu saja fluktuasi harganya selalu mengikuti harga dari blitar. Maka apabila harga di blitar naik otomatis harga didaerah ini bisa langsung dinaikan dan tentu saja ini jadi sebuah keuntungan untuk pelaku bisnisnya.

Lainlagi dengan daerah yang sudah banyak peternak ayam rasnya, tentu saja daerah ini sebagian besar kebutuhan pasarnya sudah bisa di penuhi dari hasil produksi telur lokalnya. Yang Hanya pada saat musim-musim tertentu saja membutuhkan pasokan tambahan dari luar. Tetapi tentu daerah ini standart harganya tetap mengikuti harga di blitar, mengapa demikian? Karena tentu saja kalau di daerah ini harganya lebih murah dari blitar maka pasti para distributor telur dari blitar akan berburu barang murah dari daerah ini. Hal ini berlaku untuk telur itik dan telur puyuh, pada saat-saat tertentu hara telur puyuh di turen malang lebih rendah dari di blitar, dan telur itik di banyuwangi lebih rendah dari harga telur itik di blitar.

Sepengetahuan saya sampai saat ini untuk telur ras belum pernah terjadi, para distributor telur di blitar mencari barang dari daerah lain untuk memenuhi pasarnya baik untuk pasar luar kota maupun luar pulau. Kalaupun harga di daerah lain itu kadang lebih rendah, itu biasanya disebabkan kurangnya pengetahuan para peternaknya bahwa sebenarnya harga dipasaran telah naik, atau bisa dikatakan daerah tersebut ketinggalan informasi tentang kenaikan harga.

Jadi untuk daerah yang sudah banyak populasi ternaknya inilah sebenarnya peluang itu sudah mulai bergeser, yaitu peluang bagus untuk mengembangkan peternakan dan sudah kurang bagus untuk mengembangkan perdaganganya. Sejauh yang saya alami sampai saat ini untuk kenaikan harga biasanya daerah tersebut "nggandol" atau tertinggal karena kebanyakan peternaknya kurang informasi tentang perkembangan harga. Dan semakin berkembangnya populasi ternak di daerah ini maka peluang pasar untuk para pedagang kelilingnya juga semakin kecil dan split keuntunganya pun juga bertambah kecil. Saran saya, mulailah mengembangkan pasar keluar daerah untuk para pedagangnya dan lebih bagus lagi jika anda juga sudah mulai merintis juga untuk mulai investasi di peternakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar