Sering kali di blog ini saya menulis bahwa harga telur di pasaran itu bukan dibentuk oleh pedagang maupun peternak. Kenyataanya harga itu terbentuk dari daya serap pasarnya. Spekulan atau pedagang kadang juga bisa menggerakan harga itu naik atau turun, namun hal ini tidak akan berlangsung lama, dan kembali normal lagi sesuai dengan mekanisme pasar itu sendiri. Dalam hal ini adalah Supply and demand (permintaan dan penawaran) yang sesungguhnya.
Jadi kita ini sebagai peternak maupun pedagang hanya menjadi pelaku pasar yang mencari keuntungan dari kebutuhan pasar tersebut. Untuk memperoleh keuntungan yang lebih memang diperlukan sebuah prediksi tentang naik atau turunya harga telur ini. Tidak ada sebuah prediksi yang dapat menjamin kebenaranya 100%, namun jika kita dapat membuat sebuah prediksi yang tingkat kebenaranya 80% saja, tentu bisa didapatkan sebuah keuntungan yang sangat besar.
Naik atau turunya harga telur itu pada dasarnya ada 2 faktor yang sangat signifikan, Yang pertama karena adanya permintaan telur di blitar dari luar pulau yang sangat besar atau naiknya permintaan telur dari luar kota yang cukup merata di semua kota di pulau jawa ini. Untuk memperhitungkan sebuah prediksi naik atau turunya harga ini tentu saja dibutuhkan data yang akurat. Karena sesuatu yang diperhitungkan dengan data-data yang tepat walaupun salah, hasilnya akan tetap lebih baik dari yang asal-asalan atau sekedar berdasarkan perasaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar