Kamis, 21 Januari 2010

Prospek usaha ternak ayam petelur

Setelah kita membahas tentang kendala-kendala dalam beternak ayam petelur, sekarang kita mebahas tentang prospeknya. Pengembangan usaha ternak ayam ras petelur di Indonesia memiliki prospek yang bagus, terutama bila di tinjau dari aspek masyarakat akan kebutuhan gizi. Sesuai standar nasional, konsumsi protein per hari per kapita ditetapkan 55 g yang terdiri dari 80% protein nabati dan 20% protein hewani. Pemenuhan gizi ini, khusunya protein hewani dapat diperoleh dari protein telur. Sehingga dengan demikian, usaha ternak layer ini memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan.

Keberhasilan usaha ternak ayam petelur ini semakin mudah dicapai mengingatbanyaknya faktor penunjang atau pendukung. Di Indonesia, faktor-faktor pendukung keberhasilan usaha ternak ayam ras petelur ini antara lain adalah:
  1. Tersedianya bahan baku pakan ternak berupa jagung dan hasil ikutan produk pertanian, misalnya katul, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, bungkil kacang kedelai, dan lain sebagainya.
  2. Semakin berkembangnya pabrik makanan ternak siap pakai dan obat-obatan yang semakin tersebar di berbagai provinsi.
  3. semakin berkembangnya industri pembibitan ayam berupa ayam-ayam parentstock atau grand parent stock di negara kita, yang memproduksi DOC tingkatan final stock guna menyuplai para peternak.
Ayam final stock diperoleh melalui beberapa tahapan pemurnian dan penyilangan. Untuk memp[erolah bibit yang hendak disilangkan, diawali dengan pemurnian beberapa strain terlebih dahulu. Dari strain-strain murni yang diperoleh, kemudian disilangkan, dan dari hasil persilangan ini, kemudian disilangkan lagi. Dengan demikian, bibit yang di hasilkan pada tahapan tertentu merupakan hibrida double cross, yaitu hibrida yang diperoleh melalui dua kali silangan. Dalam tahapan pembibitan ini kita kenal apa yang disebut pure line stock, foundation stock, grand parent stock, parent stock, dan yang terakhir final stock.

Ada beberapa strain ayam yang kini banyak beredar atau pernah beredar di Indonesia, antara lain sebagai berikut ini:
  1. abor acres, diciptakan di Amerika 1972
  2. Dekalb WAren, Diciptakan di Amerika 1972
  3. Hyline, diciptakan di Amerika 1972
  4. Hubbard golden comet, diciptakan di Amerika 1972
  5. Kimber Brown, diciptakan di California Amerika 1972
  6. Harco, diciptakan di Amerika 1972
  7. Shaver, diciptakan di kanada
  8. Hisex, diciptakan di Belanda 1972
  9. Hypeco, diciptakan di Belanda 1972
  10. Rosella, diciptakan di negeri belanda
  11. Isa Brown, diciptakan di Inggris 1972
  12. Ross Brown, diciptakan di Inggris 1972
  13. Lohman, diciptakan di jerman 1972
  14. Enya, diciptakan di jepang
Masing-masing diciptakan oleh Breeder dan diprogramkan untuk memenuhi keunggulan standar yang diinginkan para konsumen. Keungguilan tersebut meliputi:
  1. produktivitas dan bobot telur tinggi.
  2. konversi makanan rendah
  3. kekebalan dan daya hidup tinggi, serta pertumbuhan yang baik.
  4. Masa bertelur yang panjany (long lay)
Walaupun para breeder telah berusaha memprogramkan untuk dapat memenuhi semua keunggulan diatas, namun masing-masing strain ternyata tetapp memiliki keterbatasan, sehingga tidak mungkin seluruh kriteria keunggulan tersebut dapat dicapai oleh semua strain. Akan tetapi, para breeder dalam mendistribusikan produknya yang berupa DOC, biasanya selalu menyertakan juga data-data keunggulan tiap produknya. Data yang disertakan biassanya mengenai produktivitas, konversi pakan, daya hidup, bobot telur dan lain sebagainya.



Semoga Bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar